Jumat, 14 Desember 2012

Every Soul Shall Taste Death -Part Three-

Ini udah part three aja ( ._.) tapi jangan heran ya kalo nih cerpen udah kayak sinetron habis gua bingung cara bikin cerpen yang kece #plakked. Yap there it this~


“HAH?!” tiba2 Hamzah terbangun dengan tatapan agak shock
“(in: Ke... kenapa gua bisa mimpiin dia... gua kan baru kenal dia) Huft...” Hamzah mengacak-acak rambutnya.
Hamzah beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas siap2 untuk sekolah. Karena adiknya Nabila sekolah di tempat yang sama mereka berangkat bareng. (Hamzah kls 2 SMA, Nabila kls 9 SMP satu sekolah yang ada SMP dan SMA). Saat sampai di sekolah mereka berdua disoraki oleh teman2nya Nabila.
“Cieee Nabila~ lagi2 kamu jalan dengan cowok itu” Adila tiba2 nyeletuk.
“Iyanih harusnya ngasih PJ kek ama kita2” Hani ikutan nyeletuk.
“Yes PJ PJ PJ!!!” Si kembar Rana dan Rania tak mau kalah ikut nyeletuk.
“Weeeits apa banget ah kalian orang dia cuma kakakku” datar Nabila.
“(in: Beh dasar anak cewek (--,) )” celoteh Hamzah dlm hati.
Tanpa mempedulikan mereka Hamzah pun meninggalkan adikknya. Hamzah tidak pernah sadar kalau dirinya suka diomongin oleh teman2nya Nabila itu.
“Bil, kok lu ngga bilang2 sih kalo itu kakak lu kan gua jadi malu” celoteh Adila.
“Ya lagi elu juga langsung nyeplas nyeplos” datar Nabila.
“Hahahahahahha maaf deh ya nabb” Semuanya minta maaf serempak.
“Iyadah”
~~~
*kring kring*
Bel tanda masuk berbunyi anak2 masuk ke kelas. Di kelas Hamzah sedang diajarkan oleh Bu Oqi guru segala bahasa (Bahasa Indo, Inggris, Sunda, Jepang) yang cukup galak jika ada satu anak saja yang tidak memperhatikan.
Karena merasa bosan, Hamzah hanya terdiam memikirkan mimpinya semalam. Ya mimpi yang tidak masuk akal dan selalu berulang menjadi kenyataan, jika Hamzah memimpikan seseorang, seseorang itu akan meninggal di pangkuannya. Kejadian ini pernah terjadi sebelumnya karena Hamzah pernah memimpikan Ortunya dan Ariq, adik laki2nya.
Saat itu ketika sedang di perjalanan mudik, ada kecelakaan yang membuat Ortunya meninggal dan saat itu hanya Hamzah, Nabila, dan Ariq yang selamat. Namun, beberapa hari kemudian Ariq meninggal karena sakit jantung. Dia pingsan setelah bertanding sepak bola. Anehnya, malam sebelum kejadian itu terjadi Hamzah memimpikannya duluan.
“(in: Kenapa.. kenapa gua mimpiin dia kenapa.. gua takut kejadian itu terjadi lagi..)” Khawatir Hamzah sambil menatap orang yang dimimpikannya yaitu si Yumna.
*BRAKKKK*
“Kamu ngapain bengong heh anak baru! Bukannya merhatiin saya!” tegas Bu Oqi.
“(in: asdfghjkl) ma.. maaf bu saya lagi agak bosen” Hamzah agak kaget.
“Yaudah lain kali perhatikan!” tegas Bu Oqi sekali lagi.
*kring kring*
Bel keluar kelas berbunyi, semuanya berhamburan keluar kelas kecuali Yumna dan Rifina (lagi2).
“Kalian nggak istirahat lagi?” tanya Hamzah.
“Kita emang jarang keluar kelas ham” jelas Rifina.
“Iya~” jelas Yumna.
“Oh yasudah duluan yaa”
“Yaaaa”
Saat Hamzah ke Kantin tiba2 dia melihat banyak pasangan. Entah itu Ivan dengan Vita sedang makan bareng, Daffa dengan Nissa sedang ngobrol ketawa ketiwi, Rizky dengan Fani sedang merundingkan sesuatu, dan Jean dengan Salsa sedang duduk sampingan dan membicarakan sesuatu.
“Kok....” Hamzah hanya memiliki perasaan yang tidak enak jika ia jbjb yang lagi ‘pacaran’
“Kenapa ham? Bengong aja lo sini kalau mau ke kantin!” tiba2 Aldy ngomong ke Hamzah padahal dia sedang diceramahi oleh pacarnya, Nanda.
“Kagaa deh males gua” Hamzah balik lagi ke Kelas.
Saat balik lagi ke kelas Hamzah dikerumuni oleh gengnya temen2 Nabila.
“Hai kak!” seru mereka serempak.
“Eh, Hai. Kalian yang tadi pagi sama Nabila ya?”
“Iya kak maafin kita ya udah salah sangka ngira kakak pacarnya Nabila” jelas Adila.
“Iya kak maaf yaa lain kali kita ngobrol2 yuk” jelas Hani dengan tampangnya yang mupeng.
“Iya kak atau nggak lain kali kita jalan bareng~” ujar si Kembar Rana dan Rania.
“Apaan sih kalian ngebet amat sama kakak gue udah kak sono buruan ke Kelas” ujar Nabila.
“Haha Iye Nab, Sankyu”
Naomi dan Natasha, temannya Nabila yang pendiam juga hanya menatap gengnya Nabila dari jauh. Walaupun pendiam mereka berdua selalu juara di kelas sehingga kadang Nabila suka kesal kalau prestasinya dikalahkan oleh mereka berdua, sedangkan mereka berdua jika didekati oleh Nabila mereka berdua malah menjauh.
Hamzah yang tadi melewati koridor bertemu dengan temen2nya Nabila akhirnya dia menemukan Kelasnya.
“Kalian sedang apa serius betul” ujar Hamzah melihat Yumna dan Rifina pada asik laptopan.
“Kami lagi bikin Karya Ilimiah untuk lomba Karya Ilmiah se-Indonesia.” ujar Rifina.
“Iya, dan kami memiliki judul yang berbeda, mungkin lebih tepatnya kalau kita mengajukan KI yang berbeda.” Jelas Yumna.
“Hm hm siapa aja yag ikut?” tanya Hamzah.
“Cuma kita berdua” jelas mereka berdua.
“Boleh ga gua ikutan? Nganggur nih.”
“Boleh asal judulnya harus lebih inovatif dan belum ditemukan oleh orang lain ngerti kan? Nih kukasih panduannya.” Jelas Yumna sambil ngasih flash disk ke Hamzah.
“Okesip”
*kring kring* bel berbunyi tanda masuk ke kelas. Lalu semua pada masuk ke kelas dan belajar.
~~~
*kring kringggg*
Bel keluar kelas atau bel pulang sekolah akhirnya berbunyi. Para murid berlalu lalang keluar kelas. Yap, seperti kemaren teman2 cowok Hamzah naik motor dan menggonceng pacarnya. Sedangkan mereka bertiga pulang bareng lagi seperti biasa. Tiba2 Nabila ingin pulang bareng dengan Hamzah.
“Tumben Nab nggak pulang duluan?” tanya Hamzah.
“Males kak temen2 ku ninggalin sih” datar Nabila.
“Yaudah pulang bareng gua dah yook” ujar Hamzah sambil nyubit hidung Nabila.
“WADOOOOH SAKIT KAK! Sakitnya udah melebihi luasnya samudera pasifik!” protes Nabila.
“Apaan sih lu lebay amat ye seperti biasa” datar Hamzah.
*blaa bla blaa bla* cemohan Hamzah dan Nabila yang berjalan di depan Yumna dan Rifina membuat mereka berdua cekikik sendiri.
“Pffft lucunya hubungan kakak dan adik yang satu itu” tawa Rifina.
“Hahaha iyanih aku ampe geli” ujar Yumna.
Mereka berempat jalan dan menyebrang tanpa menyadari ada sebuah truk melesat dengan kencang. Hamzah dan Nabila sudah di depan Komplek sedangkan Rifina dan Yumna belum. Karena Rifina lari kencang saat menyebrang Yumna merasa ditinggal dan ikutan Rifina lari. Hamzah terkejut melihat truk besar itu tidak berhenti sama sekali saat Yumna menyebrang. Sekilas dia ingat mimpinya semalam.
“AWAAAASSSS” teriak Hamzah sambil lari menuju Yumna dan berusaha menolongnya.
“AAAAAAAAAAAAAA” teriak Yumna ditengah jalan bingung.
*krieeeeeeeeeeeett* akhirnya truk itu menginjak rem juga tapi sudah terlambat. Hamzah dan Yumna sudah tertabrak di depan truk itu dengan keadaan cukup memperihatinkan terutama Yumna yang mengeluarkan banyak darah.
“KAKAAAAAK!” teriak Nabila menangis dan menghampiri kakanya yang terkapar di jalan dengan Yumna.
“YUMNAAAAA!” ikut teriak Rifina menghampiri Yumna yang berlinang darah di samping Hamzah yang menolongnya dan tak kuat menahan air matanya Rifina menangis tersedu-sedu.

-To Be Continued-

1 komentar: