Jumat, 28 Desember 2012

Every Soul Shall Taste Death -Part Seven-


“(in: i...itu suara siapa... aku takut sekali)” pikir Rifina sambil gemetar.
“Jangan khawatir..... aku akan segera melepasmu dari ikatan itu agar kamu tau siapa aku” jelas suara orang itu lemah.
“(in: tung...tunggu kayaknya aku kenal suara ini... ini kan suara...)” belum selesai bicara di dalam hatinya, ikatannya semua terlepas dan Rifina dapat melihat jelas siapa orang yang menolongnya itu.
“Ka... kamu kan Yumna! Bu... bukannya Yumna sudah meninggal?” terkejut Rifina bukan main melihat arwah atau lebih tepatnya corine Yumna. Dia sampai mundur beberapa langkah.
“Hei... hei... tenang dulu jangan takut begitu... aku tau diriku ini sudah meninggal... Tapi rupanya aku banyak meninggalkan urusanku yang berharga seperti untuk jujur terhadap mantanku itu dan memperhatikan dia menggunakan Karya Ilmiah ku apa kah dapat juara atau tidak” jelas arwah Yumna itu.
“Sebegitukahnya kau yakin akan menang dengan lomba Karya Ilmiah itu Yumna?” tanya Rifina sedikit mendekat ke arwah Yumna itu.
“Tentu! Aku sangat yakin aku mendapat juara satu! Kau harus tau fin! Aku sangat senang saat ada perlombaan ini yaitu Karya Ilmiah se-Indonesia, aku merasa inilah potensiku yang harus kutunjukkan! Karena aku daridulu ingin menjadi juara dan tak pernah kesampaian.” Tegas arwah Yumna dengan semangat membaranya itu.
“Hm baiklah rupanya mimpimu lah yang membawamu hidup kembali dengan arwah mu itu” ujar Rifina senyum kecil.
“Iya... Walaupun aku sudah meninggal tapi hatiku masih hidup” jelas arwah Yumna itu.
Ya, kita tidak pernah menyadari bahwa walaupun sebuah mimpi tidak tercapai karena suatu alasan, dan alasan itu membuat mimpi kita tidak terlaksana, itulah motivasi yang terpancar di dalam hati. Dan itulah alasannya mengapa Yumna hidup kembali tapi hanya dengan arwahnya.
Ya, arwah Yumna hidup dengan hati yang mempunyai mimpi yang cukup besar bagi Yumna, yaitu menjadi Juara Nasional di Indonesia. Hanya karena ingin menjadi juara Yumna kembali ke dunia dengan arwahnya itu yang mempunyai hati yang berisi mimpinya yang besar. Karena Yumna dari dulu suka berfikir, bahwa jika mimpi tidak terlaksana, mimpi itu selalu terpancar di dalam hati walau sampai akhir hayat.
Rifina dan arwah Yumna itupun pergi dari gudang sekolah sekitar pukul 09:30 malam. Rifina hanya heran emangnya bisa ya orang hidup kembali dengan arwah yang punya banyak urusan? Hm ini sangat langka. Saking langkanya sampai-sampai arwah Yumna itu bilang ke Rifina yang dapat melihat arwah Yumna hanya Rifina dan Hamzah saja dan jangan bilang-bilang ke yang lain bahwa arwah Yumna telah hidup kembali.
~~~
Keesokan harinya saat sekolah Rifina dan Hamzah tidak masuk kelas karena dimintai izin oleh pembina ekskul KIR yaitu Kak Arsenita untuk menyelesaikan secepatnya KI itu karena deadlinenya esok hari. Mereka menyelesaikan KI itu di ruangan khusus untuk ekskul KIR.
“Kakak tinggal kalian berdua disini ya ntar kakak balik lagi alau ada apa-apa, kalian semangat yaa cepet selesaikan Kinya!” ujar Kak Arsenita buru-buru ingin ke ruang kepsek.
“Iya kak~” serempak mereka berdua. Kemudian hening. Melanjutkan apa yang mereka kerjakan. Yaitu, ketik mengetik Karya Ilmiah.
Hamzah sibuk sendiri melanjutkan Karya Ilmiah buatan Yumna, sedangkan Rifina sibuk sendiri juga dengan Karya Ilmiah nya sendiri. Mereka keliatannya fokus sekali seakan bahan yang mereka ujikan tersebut menarik dan dapat menjadi juara.
“Hhhh tinggal 2 bab lagi...” ujar Hamzah menghela nafas.
“Aku juga” ujar Rifina.
“Hahaha gua nggak sabar bebas dari kerjaan ini” pikir Hamzah menyeringai.
“Hei kalian sudah sampai mana?” kata-kata ini yang harusnya di lontarkan oleh Kak Arsenita, malah diucapkan oleh arwah Yumna.
“Eh Yumna, aku udah sampe bab 5 nih haha tapi si Hamzah baru mulai bab 4” ujar Rifina ke arwah Yumna itu.
“Loh fin? Kamu ngomong ke siapa?” tanya Hamzah sambil mengetik.
“Nanya kok sambil ngetik jah? Tengok kesini sedikitlah” ujar Rifina nyuruh.
Hamzah pun kaget bukan main, disamping Rifina yang asik dengan laptopnya ada arwah Yumna yang sedang asik memperhatikan Karya Ilmiah Rifina. Hamzah kaget sampai hampir mau kebanting laptopnya. Itu pun menimbulkan suara yang cukup keras dan membuat Rifina menengok perlahan.
“Eh? Kenapa jah?” tanya Rifina heran.
“I...itu gua ngeliat arwah Yumna... apa mata gua salah liat ya...” ujar Hamzah masih kaget.
“Nggak salah liat kok. Bener ini Yumna.” Ujar Rifina sambil menepuk punggung arwah Yumna.
“Jangan kaget gitu ya plis jah aku tau kamu ngga pernah percaya sama hal gaib palagi liat arwah macem aku” jelas Yumna.
Kemudian arwah Yumna itu menceritakan segalanya keinginan yang ingin dicapainya. Hamzah dan Rifina menyimak baik-baik dan berusaha mengerti. Lalu tiba-tiba, Yumna menjelaskan kebohongannya kepada Hamzah bahwa ia sebenarnya adalah mantan dulu saat smp. Hamzah hanya tersenyum kecil senang akhirnya ia mengakuinya. Suasana ruang itupun cukup gembira dengan ditemaninya arwah Yumna itu.
Mereka berduapun akhirnya selesai dengan Karya Ilmiahya itu, dan menyerahkan ke kak Arsenita via flashdisk yang akan diserahkan ke panitia lomba itu. Lomba dimulai besok, jadi malam ini harus selesai pula slide presentasi untuk di presentasikan saat lomba nanti.
~~~
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Hari lomba mempresentasikan Karya Ilmiah di Taman Mini Indonesia Indah itu sepertinya akan berlangsung lancer. Banyak anak-anak dari berbagai SMA di Indonesia berdatangan, ada yang ikut Lomba, ada yang hanya menyaksikan. Inilah yang ditunggu-tunggu Hamzah dan Rifina, mereka yakin menjadi juara. Arwah Yumna pun ikut menyaksikan. Ditemani bersama Kak Arsenita juga tentunya sebagai Pembina ekskul KIR. Mereka mendapat nomor urut hamper yang paling terakhir.
Anak-anak yang ikut lomba ini pun adalah anak-anak pilihan dari berbagai SMA di Indonesia. Seperti Xave dari jambi, Rafael dari medan, Joshua dari Jakarta, Anggi dari semarang, Yura dari Bandar lampung,dan masih banyak lagi.
Yak, saat itu dimulai dan kontestan pertamanya adalah Izza dari Jakarta, dia menampilkan sebuah grafik bahan presentasinya. Para juri yang terdiri dari Sofia, Annisa, dan Mikail menyimak dengan saksama. Selanjutnya Joshua dari Jakarta juga. Saat Joshua menerangkan, para juri terpikat pada bahan yang dipresentasikannya itu.
Melihat itu Hamzah meneguk sedikit ludah karena menahan gugup. Rifina yang melihat itu pun heran.
“Sudahlah jah biasa aja inikan sebagai latihan jika maju saat skripsi nanti waktu kuliah nanti” ujar Rifina menghibur.
“Eh iya ya… hhh tenang dah tenanaaang…” ujar Hamzah menenankan diri sendiri.
“AYO KALIAN SEMANGAT!!!” ujar arwah Yumna teriak kecil mendadak.
“Yumna! Sejak kapan kau disampingku?! Aku kaget bukan main…” celetuk Rifina.
“Hehe maaf.. fin dikit lagi kamu tuh” jelas arwah Yumna.
“Oke… hhh bismillah” ujar Rifina memberanikan diri maju kedepan.
Dengan lancer karena latihan malam-malam di rumah dengan Yumna, Rifina saat maju jadi lancar. Para juri pun terkesan dan hampir nilai nya mendapat plus semua. Setelah ini, gilirannya Hamzah. Hamzah sudah tidak mulai gugup dan inilah saatnya. Hamzah maju kedepan. Dan yang terjadi adalah malah banyak pertanyaan yang mendarat ke telinga Hamzah dari para juri. Hamzah beruntung dapatmenjawab semua itu.
Yap, selesailah sudah para kontestan Karya Ilmiah maju kedepan. Tinggal pengumumannya sore nanti sekitar pukul 15:00. Siang ini para kontestan istirahat dan makan siang.
“Gimana tadi anak-anak presentasinya? Sukses kaan?” Tanya Kak Arsenita senang.
“Tentu kak Alhamdulillah” ujar Rifina.
“Iya kak Alhamdulillah sesuatu” ujar Hamzah menghela nafas.
“Kenapa kau jah? Kau gugup saat ditanya-tanya?” Tanya Kak Arsenita sambil nyengir.
“Ti…tidak kok” ujar Hamzah sambil memalingkan mukanya malu. *face being red*
“HAHAHAHHAHA” semua tertawa melihat reaksi Hamzah yang saat itu sedang bermuka merah dan mengunyah makan siangnya.
Setelah mereka istirahat siang, akhirnya mereka ke sumber suara lomba itu lagi. Menunggu pengumuman dibacakan. Hamzah di dalam hati hanya berfikir semoga menjadi juara. Tapi bagaimana jika kalah? Pastinya Yumna yang sudah bela-belain dating dengan arwah itu akan kecewa.
“Ya, Juara-juara ini akan kita umukan sekarang! Peraih juara harapan ketiga adalah…” omongan juri berlanjut sampai ketiga juara utama.
“Inilah yang ditunggu-tunggu! Juara utama ketiga adalah…”

-To Be Continued-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar