“(in:
i...itu suara siapa... aku takut sekali)” pikir Rifina sambil gemetar.
“Jangan
khawatir..... aku akan segera melepasmu dari ikatan itu agar kamu tau siapa
aku” jelas suara orang itu lemah.
“(in:
tung...tunggu kayaknya aku kenal suara ini... ini kan suara...)” belum selesai
bicara di dalam hatinya, ikatannya semua terlepas dan Rifina dapat melihat
jelas siapa orang yang menolongnya itu.
“Ka...
kamu kan Yumna! Bu... bukannya Yumna sudah meninggal?” terkejut Rifina bukan
main melihat arwah atau lebih tepatnya corine Yumna. Dia sampai mundur beberapa
langkah.
“Hei...
hei... tenang dulu jangan takut begitu... aku tau diriku ini sudah meninggal...
Tapi rupanya aku banyak meninggalkan urusanku yang berharga seperti untuk jujur
terhadap mantanku itu dan memperhatikan dia menggunakan Karya Ilmiah ku apa kah
dapat juara atau tidak” jelas arwah Yumna itu.
“Sebegitukahnya
kau yakin akan menang dengan lomba Karya Ilmiah itu Yumna?” tanya Rifina
sedikit mendekat ke arwah Yumna itu.
“Tentu!
Aku sangat yakin aku mendapat juara satu! Kau harus tau fin! Aku sangat senang
saat ada perlombaan ini yaitu Karya Ilmiah se-Indonesia, aku merasa inilah
potensiku yang harus kutunjukkan! Karena aku daridulu ingin menjadi juara dan
tak pernah kesampaian.” Tegas arwah Yumna dengan semangat membaranya itu.
“Hm
baiklah rupanya mimpimu lah yang membawamu hidup kembali dengan arwah mu itu”
ujar Rifina senyum kecil.
“Iya...
Walaupun aku sudah meninggal tapi hatiku masih hidup” jelas arwah Yumna itu.
Ya,
kita tidak pernah menyadari bahwa walaupun sebuah mimpi tidak tercapai karena
suatu alasan, dan alasan itu membuat mimpi kita tidak terlaksana, itulah
motivasi yang terpancar di dalam hati. Dan itulah alasannya mengapa Yumna hidup
kembali tapi hanya dengan arwahnya.
Ya,
arwah Yumna hidup dengan hati yang mempunyai mimpi yang cukup besar bagi Yumna,
yaitu menjadi Juara Nasional di Indonesia. Hanya karena ingin menjadi juara
Yumna kembali ke dunia dengan arwahnya itu yang mempunyai hati yang berisi
mimpinya yang besar. Karena Yumna dari dulu suka berfikir, bahwa jika mimpi
tidak terlaksana, mimpi itu selalu terpancar di dalam hati walau sampai akhir
hayat.
Rifina
dan arwah Yumna itupun pergi dari gudang sekolah sekitar pukul 09:30 malam.
Rifina hanya heran emangnya bisa ya orang hidup kembali dengan arwah yang punya
banyak urusan? Hm ini sangat langka. Saking langkanya sampai-sampai arwah Yumna
itu bilang ke Rifina yang dapat melihat arwah Yumna hanya Rifina dan Hamzah
saja dan jangan bilang-bilang ke yang lain bahwa arwah Yumna telah hidup
kembali.
~~~
Keesokan
harinya saat sekolah Rifina dan Hamzah tidak masuk kelas karena dimintai izin
oleh pembina ekskul KIR yaitu Kak Arsenita untuk menyelesaikan secepatnya KI
itu karena deadlinenya esok hari. Mereka menyelesaikan KI itu di ruangan khusus
untuk ekskul KIR.
“Kakak
tinggal kalian berdua disini ya ntar kakak balik lagi alau ada apa-apa, kalian
semangat yaa cepet selesaikan Kinya!” ujar Kak Arsenita buru-buru ingin ke
ruang kepsek.
“Iya
kak~” serempak mereka berdua. Kemudian hening. Melanjutkan apa yang mereka
kerjakan. Yaitu, ketik mengetik Karya Ilmiah.
Hamzah
sibuk sendiri melanjutkan Karya Ilmiah buatan Yumna, sedangkan Rifina sibuk
sendiri juga dengan Karya Ilmiah nya sendiri. Mereka keliatannya fokus sekali
seakan bahan yang mereka ujikan tersebut menarik dan dapat menjadi juara.
“Hhhh
tinggal 2 bab lagi...” ujar Hamzah menghela nafas.
“Aku
juga” ujar Rifina.
“Hahaha
gua nggak sabar bebas dari kerjaan ini” pikir Hamzah menyeringai.
“Hei
kalian sudah sampai mana?” kata-kata ini yang harusnya di lontarkan oleh Kak
Arsenita, malah diucapkan oleh arwah Yumna.
“Eh
Yumna, aku udah sampe bab 5 nih haha tapi si Hamzah baru mulai bab 4” ujar
Rifina ke arwah Yumna itu.
“Loh
fin? Kamu ngomong ke siapa?” tanya Hamzah sambil mengetik.
“Nanya
kok sambil ngetik jah? Tengok kesini sedikitlah” ujar Rifina nyuruh.
Hamzah
pun kaget bukan main, disamping Rifina yang asik dengan laptopnya ada arwah
Yumna yang sedang asik memperhatikan Karya Ilmiah Rifina. Hamzah kaget sampai
hampir mau kebanting laptopnya. Itu pun menimbulkan suara yang cukup keras dan
membuat Rifina menengok perlahan.
“Eh?
Kenapa jah?” tanya Rifina heran.
“I...itu
gua ngeliat arwah Yumna... apa mata gua salah liat ya...” ujar Hamzah masih
kaget.
“Nggak
salah liat kok. Bener ini Yumna.” Ujar Rifina sambil menepuk punggung arwah Yumna.
“Jangan kaget gitu ya plis jah aku tau kamu ngga pernah percaya sama hal
gaib palagi liat arwah macem aku” jelas Yumna.
Kemudian arwah Yumna itu menceritakan segalanya keinginan yang ingin dicapainya.
Hamzah dan Rifina menyimak baik-baik dan berusaha mengerti. Lalu tiba-tiba,
Yumna menjelaskan kebohongannya kepada Hamzah bahwa ia sebenarnya adalah mantan
dulu saat smp. Hamzah hanya tersenyum kecil senang akhirnya ia mengakuinya. Suasana
ruang itupun cukup gembira dengan ditemaninya arwah Yumna itu.
Mereka berduapun akhirnya selesai dengan Karya Ilmiahya itu, dan
menyerahkan ke kak Arsenita via flashdisk yang akan diserahkan ke panitia lomba
itu. Lomba dimulai besok, jadi malam ini harus selesai pula slide presentasi
untuk di presentasikan saat lomba nanti.
~~~
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Hari lomba mempresentasikan Karya
Ilmiah di Taman Mini Indonesia Indah itu sepertinya akan berlangsung lancer. Banyak
anak-anak dari berbagai SMA di Indonesia berdatangan, ada yang ikut Lomba, ada
yang hanya menyaksikan. Inilah yang ditunggu-tunggu Hamzah dan Rifina, mereka
yakin menjadi juara. Arwah Yumna pun ikut menyaksikan. Ditemani bersama Kak
Arsenita juga tentunya sebagai Pembina ekskul KIR. Mereka mendapat nomor urut hamper
yang paling terakhir.
Anak-anak yang ikut lomba ini pun adalah anak-anak pilihan dari berbagai
SMA di Indonesia. Seperti Xave dari jambi, Rafael dari medan, Joshua dari Jakarta,
Anggi dari semarang, Yura dari Bandar lampung,dan masih banyak lagi.
Yak, saat itu dimulai dan kontestan pertamanya adalah Izza dari Jakarta,
dia menampilkan sebuah grafik bahan presentasinya. Para juri yang terdiri dari
Sofia, Annisa, dan Mikail menyimak dengan saksama. Selanjutnya Joshua dari Jakarta
juga. Saat Joshua menerangkan, para juri terpikat pada bahan yang
dipresentasikannya itu.
Melihat itu Hamzah meneguk sedikit ludah karena menahan gugup. Rifina
yang melihat itu pun heran.
“Sudahlah jah biasa aja inikan sebagai latihan jika maju saat skripsi
nanti waktu kuliah nanti” ujar Rifina menghibur.
“Eh iya ya… hhh tenang dah tenanaaang…” ujar Hamzah menenankan diri
sendiri.
“AYO KALIAN SEMANGAT!!!” ujar arwah Yumna teriak kecil mendadak.
“Yumna! Sejak kapan kau disampingku?! Aku kaget bukan main…” celetuk
Rifina.
“Hehe maaf.. fin dikit lagi kamu tuh” jelas arwah Yumna.
“Oke… hhh bismillah” ujar Rifina memberanikan diri maju kedepan.
Dengan lancer karena latihan malam-malam di rumah dengan Yumna, Rifina
saat maju jadi lancar. Para juri pun terkesan dan hampir nilai nya mendapat
plus semua. Setelah ini, gilirannya Hamzah. Hamzah sudah tidak mulai gugup dan
inilah saatnya. Hamzah maju kedepan. Dan yang terjadi adalah malah banyak
pertanyaan yang mendarat ke telinga Hamzah dari para juri. Hamzah beruntung
dapatmenjawab semua itu.
Yap, selesailah sudah para kontestan Karya Ilmiah maju kedepan. Tinggal pengumumannya
sore nanti sekitar pukul 15:00. Siang ini para kontestan istirahat dan makan
siang.
“Gimana tadi anak-anak presentasinya? Sukses kaan?” Tanya Kak Arsenita
senang.
“Tentu kak Alhamdulillah” ujar Rifina.
“Iya kak Alhamdulillah sesuatu” ujar Hamzah menghela nafas.
“Kenapa kau jah? Kau gugup saat ditanya-tanya?” Tanya Kak Arsenita
sambil nyengir.
“Ti…tidak kok” ujar Hamzah sambil memalingkan mukanya malu. *face being red*
“HAHAHAHHAHA” semua tertawa melihat reaksi Hamzah yang saat itu sedang bermuka
merah dan mengunyah makan siangnya.
Setelah mereka istirahat siang, akhirnya mereka ke sumber suara lomba
itu lagi. Menunggu pengumuman dibacakan. Hamzah di dalam hati hanya berfikir
semoga menjadi juara. Tapi bagaimana jika kalah? Pastinya Yumna yang sudah
bela-belain dating dengan arwah itu akan kecewa.
“Ya, Juara-juara ini akan kita umukan sekarang! Peraih juara harapan
ketiga adalah…” omongan juri berlanjut sampai ketiga juara utama.
“Inilah yang ditunggu-tunggu! Juara utama ketiga adalah…”
-To Be Continued-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar