Jumat, 28 Desember 2012

Every Soul Shall Taste Death -Part Five-


Sebenarnya Hamzah sudah terkenal dikalangan teman-temannya semenjak ia menjadi murid baru dan sudah mengikuti banyak ekskul secara diam-diam tanpa sepengetahuan anak pendiam seperti Yumna dan Rifina. Hamzah pun sebetulnya banyak penggemarnya karena ia lihai dalam segala bidang olahraga, dan hobinya, apalagi penggemar cewek, termasuk cewek-cewek cheers yang mensoraki Hamzah dan teman-temannya saat bertanding basket waktu itu.
Ya, Hamzah sudah eksis dan dia malah berteman dengan Yumna dan Rifina, otomatis mereka berdua menjadi eksis karena mereka selalu kumpul bertiga. Karena Yumna telah tiada Hamzah jadi kurang semangat dalam mengerjakan sesuatu. Itu membuat teman-temannya khawatir, terutama Rifina teman sebangkunya sekarang.
*saat di kelas*
“Eh jah, ente kenapa? Sakit?” tanya Rifina cemas selagi ia asik mengetik Karya Ilmiahnya.
“Eh? Ah nggak kok haha biasa ajalah~” jawab Hamzah sambil menundukkan kepalanya yang ditempelkan di kedua tangannya yang sedang melipat itu.
“Hm hm baiklah” jawab Rifina sambil menatap serius Laptopnya.
“Oh iya ya gua kan belum bikin sama sekali Karya Ilmiahnya” kaget Hamzah sambil bangun dari tundukannya itu.
“Ehm mending kau lanjutin KI nya Yumna deh, dia kan kemaren kuintip udah hampir selesai” pikir Rifina.
“Hm iyaya apa kau nyimpen file nya?”
“Tentu nih, karena dia serumah denganku, kusimpen saja flash disknya” jawab Rifina sambil ngasih fd ke Hamzah.
“Ok”
“Btw, soal Yumna... Sebelum kalian berdua menjalani operasi, dokter menemukan ini di saku bajunya” jelas Rifina sambil ngasih kalung separuh hati yang ditengahnya ada magnetnya. Biasanya kalung ini digunakan oleh sepasang kekasih.
Hamzah merasa pernah melihat benda itu entah dimana. Dia merasa seperti punya dia saat dia masih smp. Saat pertama kali dia pacaran dan dibelikan oleh kekasihnya saat smp. Tapi herannya benda itu mirip sekali dengan separuh hati yang dimiliki Hamzah untuk gantungan tasnya.
“Boleh kupinjam fin?”
“Tentu jah, ini” Rifina mengasih kalungnya.
Hamzah sangat terkejut karena kalung separuh hati itu saat di cocokan dapat menempel dengan gantungan tas Hamzah yang separuh hati itu. Hamzah berpikir, seharusnya magnetnya hanya dapat menempel dengan pasangannya, dan pasangannya itu hanya dimiliki oleh mantannya saat smp.
“Wah! Kalung ini jangan-jangan...” Hamzah menatapnya teliti.
“Kenapa jah?” tanya Rifina heran.
“Nggak apa sih Cuma gua heran aja kok ini kalung bisa nempel ama gantungan gua padahal kan pasangannya ada di mantan gua” heran Hamzah.
“Wah jangan-jangan selama ini Yumna itu mantanmu jah, Cuma dia nyembunyiin identitasnya, dulu dia sempet cerita ke aku dia pernah ngalamin kecelakaan yang membuat dia harus oplas” jelas Rifina.
“Wah pantesan kok rasanya aku kayak kenal jangan-jangan... bener yang kamu omongin fin..” bengong Hamzah. Seakan dia menyesal baru menyadari bahwa mantannya itu sudah meninggal.
“Tapi gimana ceritanya jah dulu putus? Pantesan kok kau baru jadi murid baru aja udah kayak akrab bgt sama Yumna” tanya Rifina heran.
“Sebenarnya gini.....”

-To Be Continued-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar