Sebenarnya
Hamzah sudah terkenal dikalangan teman-temannya semenjak ia menjadi murid baru
dan sudah mengikuti banyak ekskul secara diam-diam tanpa sepengetahuan anak
pendiam seperti Yumna dan Rifina. Hamzah pun sebetulnya banyak penggemarnya
karena ia lihai dalam segala bidang olahraga, dan hobinya, apalagi penggemar
cewek, termasuk cewek-cewek cheers yang mensoraki Hamzah dan teman-temannya
saat bertanding basket waktu itu.
Ya,
Hamzah sudah eksis dan dia malah berteman dengan Yumna dan Rifina, otomatis
mereka berdua menjadi eksis karena mereka selalu kumpul bertiga. Karena Yumna
telah tiada Hamzah jadi kurang semangat dalam mengerjakan sesuatu. Itu membuat
teman-temannya khawatir, terutama Rifina teman sebangkunya sekarang.
*saat
di kelas*
“Eh
jah, ente kenapa? Sakit?” tanya Rifina cemas selagi ia asik mengetik Karya
Ilmiahnya.
“Eh?
Ah nggak kok haha biasa ajalah~” jawab Hamzah sambil menundukkan kepalanya yang
ditempelkan di kedua tangannya yang sedang melipat itu.
“Hm
hm baiklah” jawab Rifina sambil menatap serius Laptopnya.
“Oh
iya ya gua kan belum bikin sama sekali Karya Ilmiahnya” kaget Hamzah sambil
bangun dari tundukannya itu.
“Ehm
mending kau lanjutin KI nya Yumna deh, dia kan kemaren kuintip udah hampir
selesai” pikir Rifina.
“Hm
iyaya apa kau nyimpen file nya?”
“Tentu
nih, karena dia serumah denganku, kusimpen saja flash disknya” jawab Rifina
sambil ngasih fd ke Hamzah.
“Ok”
“Btw,
soal Yumna... Sebelum kalian berdua menjalani operasi, dokter menemukan ini di
saku bajunya” jelas Rifina sambil ngasih kalung separuh hati yang ditengahnya
ada magnetnya. Biasanya kalung ini digunakan oleh sepasang kekasih.
Hamzah
merasa pernah melihat benda itu entah dimana. Dia merasa seperti punya dia saat
dia masih smp. Saat pertama kali dia pacaran dan dibelikan oleh kekasihnya saat
smp. Tapi herannya benda itu mirip sekali dengan separuh hati yang dimiliki
Hamzah untuk gantungan tasnya.
“Boleh
kupinjam fin?”
“Tentu
jah, ini” Rifina mengasih kalungnya.
Hamzah
sangat terkejut karena kalung separuh hati itu saat di cocokan dapat menempel
dengan gantungan tas Hamzah yang separuh hati itu. Hamzah berpikir, seharusnya
magnetnya hanya dapat menempel dengan pasangannya, dan pasangannya itu hanya
dimiliki oleh mantannya saat smp.
“Wah!
Kalung ini jangan-jangan...” Hamzah menatapnya teliti.
“Kenapa
jah?” tanya Rifina heran.
“Nggak
apa sih Cuma gua heran aja kok ini kalung bisa nempel ama gantungan gua padahal
kan pasangannya ada di mantan gua” heran Hamzah.
“Wah
jangan-jangan selama ini Yumna itu mantanmu jah, Cuma dia nyembunyiin
identitasnya, dulu dia sempet cerita ke aku dia pernah ngalamin kecelakaan yang
membuat dia harus oplas” jelas Rifina.
“Wah
pantesan kok rasanya aku kayak kenal jangan-jangan... bener yang kamu omongin
fin..” bengong Hamzah. Seakan dia menyesal baru menyadari bahwa mantannya itu
sudah meninggal.
“Tapi
gimana ceritanya jah dulu putus? Pantesan kok kau baru jadi murid baru aja udah
kayak akrab bgt sama Yumna” tanya Rifina heran.
“Sebenarnya
gini.....”
-To
Be Continued-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar