Selasa, 19 Maret 2013

The Dream Changed My Attitude


Suatu hari, di sebuah sekolah. Terdapat laki-laki bernama Theo yang sangat terkenal di Sekolah nya. Ia terkenal karena dinobatkan sebagai cowok tertampan di Sekolahnya. Tak jarang gadis-gadis yang tertarik padanya. Ia bersahabat dengan Ridho, teman sekelasnya, yang juga lumayan tampan.

Ridho: “Hei bro ! Apa kabar ? Oh ya, lo udah blom buat tugas kimia ?”
Theo: “Tugas gue udah dibuatin sama…”
Adis: (tiba-tiba datang) “Hei Theo. Ini Tugas lo udah gue buatin.”
Theo: “Makasih Adis. Seperti janji gue, gue bakal ngajak lo makan bareng.” (kemudian berlalu)
Ridho: “haduh… dasar Theo!” (menggerutu)
Theo: (duduk di kursinya)
Ridho: (duduk di kursi sebelah Theo) Theo, besok jangan lupa kerjain tugas fisika.”
Theo: “Udah dibuatin ama Izza.”
Ridho: “Huh ! Theo theo !”

-pulang sekolah-

Salsa: (menghampiri Theo) “eh, lo yang namanya Theo ya?”
Theo: “iya.. kenapa?”
Salsa: “Eh theo ! Lo jadi cowok jangan suka ngerendahin cewek ya ! Sadar dong lu !”
Theo: “ngomong apa sih lo? Gausah macem-macem ya!”
Salsa: “heh! Gue ngomong berdasarkan fakta ya. Iyuhh banget deh gue deket-deket lo.”
Theo: “siapa juga yang pengen dideketin lo!”
Ridho: “eeehh udah udahh! Theo, pulang aja yuk.” (melerai)
Theo: “huh! cewek ga jelas…” (berlalu)

Theo memang mempunyai sifat yang sangat buruk, yaitu suka merendahkan wanita, karena ketampanannya yang membuat banyak wanita mendekatinya. Akibatnya, ada saja segelintir cewek yang benci kepadanya. tetapi, Theo tidak peduli.

Annisa: “Ewwhh ! Ada cowok songong lewat nih! males gue ngeliatnya !”
Isabel: “tau nih! Pergi aja yuk!”
Theo: “hah? Kalian kenapa?” (bingung)
Nadia: “matados banget lagi. Pergi yuk, guys!” (berlalu)
Theo: “mereka kenapa sih. Biasanya mereka nyapa gue. Aarrgh!” (menggaruk kepala)

Lalu tiba-tiba Theo melihat Ridho yang sedang duduk sendirian di kursi panjang, sambil membaca buku.

Theo: “Ridho. Kok semua orang pada aneh ya ?” (duduk di sebelah Ridho)
Ridho: “Gak usah lo deket-deket gue lagi ! Denger tuh !” (pergi)
Theo: “lah? Si Ridho kenapa sih?? Kok ikut-ikutan aneh tu anak!”(ngomel)

Akhirnya, Theo duduk sendirian di taman sekolah. Tiba-tiba, ada seorang perempuan yang menghampirinya.

Perempuan: “Hei Theo. Kok lo sendirian sih ? Mana Ridho ?”
Theo: “Eh, umm, Lo siapa ya ? Kok gue gak pernah liat sih ? Lo murid baru ya ? Atau lo murid lama tapi gua gak pernah liat ? Dan kok lo tau nama gue ?”
Perempuan: “Nama gue Mauhibah Yumna. Kalo lo mau tau gue lebih lanjut, lo cari tau sendiri aja.”
Theo: (mengangguk) “Terus kenapa lo tiba-tiba datang ke gue ? Kenapa lo gak ngejauhin gue ? Dan kenapa semua orang hari ini pada aneh ?”
Yumna: “Semua orang ngejauhin lo karena sifat lo. Gue gak ngejauhin lo karena gue juga pernah ngerasain hal yang sama. Dulu, gue dinobatkan sebagai cewek yang paling cantik di sekolah ini. Karena gue disanjung terus, gue jadi egois. Gue sering ngerendahin cowok. Gue sering nyuruh-nyuruh cowok. Karena keegoisan gue, gue pun dibu…”
Belum sempat Yumna meneruskan kalimatnya, tiba-tiba terdengar HP Theo  berbunyi.
Ridho: “oy! Theo! Bangun… hp lo bunyi tuh..” (menggoyang bahu Theo)
Theo: “hah? Lho? Kok gue di kelas?” (menengok kanan kiri)
Ridho: “lah.. kan tadi lo ketiduran selama satu jam pelajaran. Sekarang udah jam pulang sekolah bro.”
Theo: “yaampun. Jadi daritadi gue mimpi?”
Ridho: (bingung) “lo mimpi apa emang?”
Theo: “gue mimpi ketemu cewek, anak sini. Namanya Yumna..”
Ridho: “setau gue disini ga ada yang namanya Yumna deh..”
Theo: “dan di mimpi gue, dia sempet ngasih alamat rumah dia ke gue..”
Ridho: “jadi, lo pengen nyoba datengin alamat itu?”
Theo: “iya..”

Akhirnya, Theo berusaha pergi ke rumah Yumna. Namun ternyata hasilnya nihil. Ia hanya menemukan sebuah rumah kosong. Akhirnya, ia kembali pulang ke rumahnya.

-esoknya, di sekolah-

seperti biasa, semua cewek menyapa Theo. Kali ini Theo berusaha tersenyum kepada  mereka.

Licya: “Hei Theo ! Mau kemana lo?? Ada yang perlu gua bantu ga??”
Theo: “Hei Lic ! Nggak, gua cuma mau ke perpus.”
Licya: “Tumben lo nggak sama si Ridho? Mau gua temenin?”
Theo: “Nggak perlu. Ini urusan pribadi gua.”
Theo pun pergi ke perpustakaan sekolah untuk mencari tau apakah ada yang namanya Mauhibah Yumna. Kebetulan disana ada Pak Izul yang bertugas sebagai penjaga perpustakaan.
Theo: “Pak jul, boleh nanya gak ?”
Pak Izul: “Mau nanya apa ya ?”
Theo: “Pak saya mau nanya. Dulu ada siswi yang namanya Mauhibah Yumna gak ? Katanya dulu dia murid disini, dan dulu dia juga adalah cewek tercantik disini ?”
Pak Izul: “ooh, ada. Dia murid angkatan sebelum kamu. Tapi, dia sudah meninggal, nak.”
Theo: “benar, pak? Kok bisa?” (kaget)
Pak Izul: “Yumna dulu adalah murid kelas 12 IPA, sama denganmu. Dulu Yumna itu memang egois. Karena keegoisannya ada seorang teman lelakinya yang tidak suka dengan sifatnya tega membunuh Yumna.”
Theo: “jadi begitu.. Makasih ya pak.”
Pak Izul: “sama-sama nak..”

Sudah sebulan berlalu, tapi Theo masih ingat  kejadian dimana Yumna menyadarkannya. Dan Theo sekarang sudah berubah total. Ridho yang melihat perubahan itu, menjadi heran.

Ridho: “Oh ya theo. Kok dalam sebulan ini lo bisa berubah total sih? Siapa yang jadi motivator lo?” (muka heran)
Theo: “Gue bisa berubah karena gue dapet berkah. Dan motivator gue adalah..”

Tiba-tiba Theo melihat Yumna sedang tersenyum sambil ngelambain tangannya ke arah Theo. Theo pun melambaikan tangan juga ke arah Yumna.

Ridho: “Eh sob, lu ngelambain tangan ke siapa ?”
Theo: “Ke motivator gue, namanya Mauhibah Yumna.”
Ridho: “lah, kok.?!”
Theo: “hahaha… ceritanya panjang sob!”
Ridho: “yasudahlah…”

Lalu mereka berdua tertawa bersama. Kemudian Theo melihat Yumna terbang ke awan dan menghilang perlahan. Mungkin, tugas dia untuk menyadarkan Theo sudah selesai.

-THE END-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar