Suatu hari, di sebuah sekolah. Terdapat
laki-laki bernama Theo yang sangat terkenal di Sekolah nya. Ia terkenal karena
dinobatkan sebagai cowok tertampan di Sekolahnya. Tak jarang gadis-gadis yang
tertarik padanya. Ia bersahabat dengan Ridho, teman sekelasnya, yang juga
lumayan tampan.
Ridho: “Hei bro ! Apa kabar ? Oh ya, lo udah blom buat
tugas kimia ?”
Theo: “Tugas gue udah dibuatin sama…”
Adis: (tiba-tiba datang) “Hei Theo. Ini Tugas lo udah gue
buatin.”
Theo: “Makasih Adis. Seperti janji gue, gue bakal
ngajak lo makan bareng.” (kemudian berlalu)
Ridho: “haduh… dasar Theo!” (menggerutu)
Theo: (duduk di kursinya)
Ridho: (duduk di kursi sebelah Theo) “Theo,
besok jangan lupa kerjain tugas fisika.”
Theo: “Udah dibuatin ama Izza.”
Ridho: “Huh ! Theo theo !”
-pulang sekolah-
Salsa: (menghampiri Theo) “eh, lo yang namanya
Theo ya?”
Theo: “iya.. kenapa?”
Salsa: “Eh theo ! Lo jadi cowok jangan suka
ngerendahin cewek ya ! Sadar dong lu !”
Theo: “ngomong apa sih lo? Gausah macem-macem
ya!”
Salsa: “heh! Gue ngomong berdasarkan fakta ya.
Iyuhh banget deh gue deket-deket lo.”
Theo: “siapa juga yang pengen dideketin lo!”
Ridho: “eeehh udah udahh! Theo, pulang aja
yuk.” (melerai)
Theo: “huh! cewek ga jelas…” (berlalu)
Theo memang mempunyai sifat yang sangat buruk,
yaitu suka merendahkan wanita, karena ketampanannya yang membuat banyak wanita
mendekatinya. Akibatnya, ada saja segelintir cewek yang benci kepadanya.
tetapi, Theo tidak peduli.
Annisa: “Ewwhh ! Ada cowok songong lewat nih!
males gue ngeliatnya !”
Isabel: “tau nih! Pergi aja yuk!”
Theo: “hah? Kalian kenapa?” (bingung)
Nadia: “matados banget lagi. Pergi yuk, guys!”
(berlalu)
Theo: “mereka kenapa sih. Biasanya mereka
nyapa gue. Aarrgh!” (menggaruk kepala)
Lalu tiba-tiba Theo melihat Ridho yang sedang
duduk sendirian di kursi panjang, sambil membaca buku.
Theo: “Ridho. Kok semua orang pada aneh ya ?”
(duduk di sebelah Ridho)
Ridho: “Gak usah lo deket-deket gue lagi !
Denger tuh !” (pergi)
Theo: “lah? Si Ridho kenapa sih?? Kok
ikut-ikutan aneh tu anak!”(ngomel)
Akhirnya, Theo duduk sendirian di taman
sekolah. Tiba-tiba, ada seorang perempuan yang menghampirinya.
Perempuan: “Hei Theo. Kok lo sendirian sih ?
Mana Ridho ?”
Theo: “Eh, umm, Lo siapa ya ? Kok gue gak
pernah liat sih ? Lo murid baru ya ? Atau lo murid lama tapi gua gak pernah
liat ? Dan kok lo tau nama gue ?”
Perempuan: “Nama gue Mauhibah Yumna. Kalo lo
mau tau gue lebih lanjut, lo cari tau sendiri aja.”
Theo: (mengangguk) “Terus kenapa lo tiba-tiba
datang ke gue ? Kenapa lo gak ngejauhin gue ? Dan kenapa semua orang hari ini
pada aneh ?”
Yumna: “Semua orang ngejauhin lo karena sifat
lo. Gue gak ngejauhin lo karena gue juga pernah ngerasain hal yang sama. Dulu,
gue dinobatkan sebagai cewek yang paling cantik di sekolah ini. Karena gue
disanjung terus, gue jadi egois. Gue sering ngerendahin cowok. Gue sering
nyuruh-nyuruh cowok. Karena keegoisan gue, gue pun dibu…”
Belum sempat Yumna meneruskan kalimatnya,
tiba-tiba terdengar HP Theo berbunyi.
Ridho: “oy! Theo!
Bangun… hp lo bunyi tuh..” (menggoyang bahu Theo)
Theo: “hah? Lho?
Kok gue di kelas?” (menengok kanan kiri)
Ridho: “lah.. kan
tadi lo ketiduran selama satu jam pelajaran. Sekarang udah jam pulang sekolah
bro.”
Theo: “yaampun.
Jadi daritadi gue mimpi?”
Ridho: (bingung)
“lo mimpi apa emang?”
Theo: “gue mimpi
ketemu cewek, anak sini. Namanya Yumna..”
Ridho: “setau gue
disini ga ada yang namanya Yumna deh..”
Theo: “dan di
mimpi gue, dia sempet ngasih alamat
rumah dia ke gue..”
Ridho: “jadi, lo
pengen nyoba datengin alamat itu?”
Theo: “iya..”
Akhirnya, Theo
berusaha pergi ke rumah Yumna. Namun ternyata hasilnya nihil. Ia hanya
menemukan sebuah rumah kosong. Akhirnya, ia kembali pulang ke rumahnya.
-esoknya, di
sekolah-
seperti biasa,
semua cewek menyapa Theo. Kali ini Theo berusaha tersenyum kepada mereka.
Licya: “Hei Theo
! Mau kemana lo?? Ada yang perlu gua bantu ga??”
Theo: “Hei Lic !
Nggak, gua cuma mau ke perpus.”
Licya: “Tumben lo
nggak sama si Ridho? Mau gua temenin?”
Theo: “Nggak
perlu. Ini urusan pribadi gua.”
Theo pun pergi ke
perpustakaan sekolah untuk mencari tau apakah ada yang namanya Mauhibah Yumna.
Kebetulan disana ada Pak Izul yang bertugas sebagai penjaga perpustakaan.
Theo: “Pak jul,
boleh nanya gak ?”
Pak Izul: “Mau
nanya apa ya ?”
Theo: “Pak saya mau
nanya. Dulu ada siswi yang namanya Mauhibah Yumna gak ? Katanya dulu dia murid
disini, dan dulu dia juga adalah cewek tercantik disini ?”
Pak Izul: “ooh,
ada. Dia murid angkatan sebelum kamu. Tapi, dia sudah meninggal, nak.”
Theo: “benar,
pak? Kok bisa?” (kaget)
Pak Izul: “Yumna
dulu adalah murid kelas 12 IPA, sama denganmu. Dulu Yumna itu memang egois.
Karena keegoisannya ada seorang teman lelakinya yang tidak suka dengan sifatnya
tega membunuh Yumna.”
Theo: “jadi
begitu.. Makasih ya pak.”
Pak Izul: “sama-sama
nak..”
Sudah sebulan
berlalu, tapi Theo masih ingat kejadian
dimana Yumna menyadarkannya. Dan Theo sekarang sudah berubah total. Ridho yang
melihat perubahan itu, menjadi heran.
Ridho: “Oh ya theo. Kok dalam sebulan ini lo
bisa berubah total sih? Siapa yang jadi motivator lo?” (muka heran)
Theo: “Gue bisa berubah karena gue dapet
berkah. Dan motivator gue adalah..”
Tiba-tiba Theo
melihat Yumna sedang tersenyum sambil ngelambain tangannya ke arah Theo. Theo
pun melambaikan tangan juga ke arah Yumna.
Ridho: “Eh sob,
lu ngelambain tangan ke siapa ?”
Theo: “Ke motivator
gue, namanya Mauhibah Yumna.”
Ridho: “lah,
kok.?!”
Theo: “hahaha…
ceritanya panjang sob!”
Ridho:
“yasudahlah…”
Lalu mereka
berdua tertawa bersama. Kemudian Theo melihat Yumna terbang ke awan dan
menghilang perlahan. Mungkin, tugas dia untuk menyadarkan Theo sudah selesai.
-THE
END-